Kegiatan general lecture diawali dengan pengenalan dan sambutan Deni Septiadi selaku Ketua STMKG. Dalam sambutannya, beliau memberikan motivasi kepada taruna/i STMKG sekaligus pendahuluan mengenai topik dari general lecture. Kegiatan dilanjutkan pada acara inti, yaitu pemaparan materi oleh Tri Handoko Seto selaku pembicara utama. Dalam sesi ini, Seto memaparkan secara mendetail mengenai mekanisme serta prospek pengembangan modifikasi cuaca di Indonesia saat ini. Setelah pemaparan, terdapat sesi diskusi mengenai materi yang disampaikan. Diskusi general lecture kali ini mendapatkan partisipasi yang aktif dari kalangan taruna/i maupun dosen STMKG. Kegiatan kemudian diakhiri dengan penutupan oleh moderator dan MC acara.

Menurut Tri Handoko Seto dalam wawancaranya, saat ini implementasi modifikasi cuaca di Indonesia masih memiliki tantangan dan keterbatasan dalam berbagai aspek. Tantangan utama terletak pada masalah dana, peralatan, luas wilayah, dan pengaturan operasi skala kecil yang saat ini masih belum dikembangkan secara optimal. Namun, sejalan dengan isu tersebut, saat ini BMKG sedang merintis berbagai inovasi serta visi dalam pengembangan modifikasi cuaca. Salah satunya adalah pengaplikasian modifikasi cuaca untuk meningkatkan agrikultur dan pangan, pengadaan teknologi drone dan pesawat, serta pelatihan dalam bidang operasi modifikasi cuaca. Harapan beliau, agar inovasi yang sedang dikembangkan saat ini dapat meningkatkan kualitas dan relevansi modifikasi cuaca untuk Indonesia kedepannya.

Secara keseluruhan, kegiatan general lecture “Peluang Riset dan Pengembangan Modifikasi Cuaca” telah berjalan dengan lancar dan memuaskan. Baik perwakilan taruna/i maupun dosen STMKG aktif berpartisipasi dalam proses diskusi. Harapannya, dengan terlaksananya kegiatan ini dapat mendorong minat taruna/i STMKG untuk terus mempelajari dan mengembangkan bidang modifikasi cuaca kedepannya, menuju STMKG sebagai center of excellence.

Pewarta: Ni Made Orcidia Wulaning Sari dan Muhammad Aulia Zikri
Editor: Muhizzadin Abdul Adzan dan Marzuki sinambela

Pada hari pertama kegiatan ini, Tim Atimation memberikan seminar pengenalan Alat Sea Wave Monitoring System. Alat yang ditujukan untuk memonitoring tinggi gelombang laut hingga ketinggian 30 menter ini merupakan alat portable sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan survei lapangan. Selain itu, Tim Atimation juga mempraktikkan tata cara pemasangan alat mulai dari penyusunan kerangka dan struktur alat hingga siap pakai, serta pengenalan software yang digunakan untuk memantau rekaman aktivitas gelombang laut secara real time. Pada kesempatan ini, terdapat sesi diskusi yang sangat kritis antara tim dari BMKG, STMKG, dan juga tim Atimation untuk bertukar gagasan, pengetahuan, dan pemikiran untuk pengembangan Alat Sea Wave Monitoring kedepannya. 

Di hari kedua kegiatan, tim BMKG dan STMKG bersama dengan tim dari Atimation berkesempatan untuk turun ke lapangan yakni ke Pantai Anyer, Serang, Banten dengan agenda praktik akuisisi data yaitu pengambilan data aktual secara real time. Pada kesempatan kali ini, tim BMKG dan STMKG dapat melihat dan mempraktikkan secara langsung proses tahapan pengambilan data di lapangan, mulai dari peletakkan alat hingga menggunakan software untuk memonitoring ketinggian gelombang laut di Pantai Anyer tersebut. 

Secara keseluruhan pelaksanaan pelatihan Sea Wave Monitoring System berjalan secara lancar dan sukses. Dengan dilaksanakannya pelatihan ini, harapannya taruna/i beserta Tugas Belajar dan dosen STMKG dapat memperluas wawasan serta menambah pemahaman tentang peralatan yang canggih dan yang lebih efektif untuk prakiraan bencana kelautan. Peralatan dengan spesifikasi yang canggih tentu akan memberikan hasil prakiraan  yang  lebih baik untuk pencegahan atau penanggulangan tsunami, storm surge, dan bencana kelautan lainnya. Hal ini akan membawa manfaat tidak hanya terhadap kinerja BMKG sebagai badan cuaca nasional tetapi juga kehidupan masyarakat pesisir yang sangat terpengaruh oleh cuaca laut.

Pewarta: Mawar Putri Wardiana
Editor : Martha Lisauli Rajagukguk dan Marzuki Sinambela

Kegiatan kuliah umum ini diawali dengan sambutan yang disampaikan oleh Ketua STMKG, Deni Septiadi. Dalam sambutannya, Deni menyampaikan rasa terima kasih atas penuhnya RKU oleh seluruh peserta yang hendak menimba ilmu dari narasumber. Walaupun dari latar belakang keilmuan yang berbeda-beda, hal ini tak menyurutkan semangat para partisipan yang hadir untuk memperbanyak khazanah ilmu pengetahuan yang dimiliki. Seismologi dan tsunami merupakan salah satu dasar keilmuan yang wajib dipelajari oleh seluruh civitas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terlepas dari program studi yang ditekuni, tambahnya. Hal ini menunjukkan komitmen kuat sivitas STMKG terhadap pengabdian kepada institusi. Kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan cinderamata serta acara inti kuliah umum.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi yang disampaikan oleh kedua narasumber. Aditya Riadi Gusman, sebagai saintis dari Institute of Geological and Nuclear Science Limited (GNS Science) dari New Zealand, serta Weniza, salah satu saintis ahli tsunami BMKG, berkesempatan untuk berbagi ilmu yang dimiliki. Tampak antusiasme dan semangat yang ditunjukkan oleh para peserta melalui banyaknya pertanyaan yang diajukan serta pemaparan yang interaktif antara pembicara dan peserta. Dalam satu kesempatan, Aditya memuji taruna/i STMKG atas luasnya pengetahuan tentang tsunami dan gempa yang dimiliki meskipun masih mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan. Hal ini menjadi bukti bahwa STMKG sebagai institusi pendidikan selalu memberikan yang terbaik dan komprehensif dalam membangun insan BMKG yang mumpuni. 

Kuliah umum diakhiri dengan sesi foto bersama dan riuhan tepuk tangan peserta kepada kedua narasumber. Secara keseluruhan, acara berjalan dengan lancar dan tanpa halangan suatu apapun. Atmosfer interaktif dan tingginya antusiasme peserta yang terbentuk selama kegiatan memberikan pengalaman yang berharga bagi seluruh yang hadir di acara ini. Harapannya, kegiatan ini mampu memberikan injeksi kepada taruna/i STMKG agar termotivasi untuk mendalami tsunami dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Melalui hal ini, diharapkan akan terbentuk insan-insan BMKG yang memiliki di bidang tsunami serta mampu memberikan kontribusi lebih dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat sebagai insan BMKG yang mampu berdaya saing global.

Pewarta: Fachrur Surya Amanna dan Muhammad Subhan An-Nizami
Editor: Aisyah Athiyyah Ashma dan Marzuki Sinambela

Acara dibuka dengan sambutan oleh Deni Septiadi selaku Ketua STMKG yang pada kesempatan kali ini diwakili oleh Wandono selaku ketua program studi geofisika STMKG. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan rasa terima kasih kepada pihak NCU yang telah berkenan menjalin kerja sama dengan STMKG. Beliau juga menyampaikan agar kegiatan seperti ini dapat dimanfaatkan secara optimal oleh seluruh civitas academica STMKG sebagai wadah untuk bertukar ilmu pengetahuan terutama dalam peningkatan pengetahuan mengenai mitigasi bencana sehingga dapat meningkatkan resiliensi dalam menghadapi bencana alam.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari Dr. Po-Fei Chen yang berjudul “The April 3rd , 2024 Mw 7.2 Hualien Earthquake in Taiwan : Finite Fault Solutions and Seismicity Series” mengenai gempa bumi yang terjadi di wilayah Hualien, Taiwan pada 3 April 2024. Pada pemaparan ini mengidentifikasi distribusi gempa bumi susulan dan membandingkan hasil perekaman data CWA dengan program SmartSolo. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi kedua dengan judul “Seismotectonics of Sulawesi, Indonesia”. Pada materi kedua ini, dibahas mengenai kondisi seismotektonik di wilayah Pulau Sulawesi yang telah dibagi menjadi 5 wilayah penelitian untuk memudahkan identifikasi karakteristik seismotektonik di wilayah Sulawesi.

Setelah kegiatan pemaparan dilaksanakan pula sesi diskusi dan tanya jawab. Diskusi berjalan aktif dengan partisipasi dari taruna/i serta dosen STMKG yang antusias mengajukan pertanyaan kritis untuk menambah wawasan mereka.  Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan civitas academica STMKG mengenai kebencanaan sehingga dapat dilakukan penelitian lebih lanjut sebagai upaya untuk mitigasi bencana alam terutama gempa bumi yang dapat terjadi di Indonesia. Selain itu, harapannya kegiatan ini dapat memperkuat relasi kerja sama internasional STMKG serta memantik motivasi civitas academica STMKG untuk lebih memperdalam pengetahuan mengenai bidang keilmuan yang sedang ditekuni.

Pewarta: Aisyah Athiyyah Ashma dan Rayhan  Rafi
Editor :  Ni Made Orcidia Wulaning Sari dan Marzuki Sinambela

Acara dibuka dengan sambutan oleh Deni Septiadi selaku Ketua STMKG. Dalam sambutannya, beliau mengungkapkan rasa terima kasih kepada pihak IGGCAS yang telah berkenan menjalin kerja sama dengan STMKG. Beliau juga menyampaikan agar kegiatan seperti ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh taruna/i maupun dosen di STMKG sebagai wadah untuk bertukar ilmu pengetahuan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Geofisika, dan Instrumentasi-MKG (MKGI) serta memperkuat jalan bagi STMKG untuk menjalin kerja sama pendidikan dengan pihak internasional. 

Pemaparan pertama dibuka oleh Dr. Lei Yang dari IGGCAS yang membawakan topik “Toward Improved Urban Earthquake Monitoring through Deep learning based Noise Suppression“. Presentasi ini menjelaskan tentang penelitian alat berbasis deep learning yang dapat mengurangi noise dalam rekaman seismik di lingkungan perkotaan. Selanjutnya, presentasi dilanjutkan oleh Dr. Kai Tao yang menjelaskan tentang bagaimana inversi gelombang sangat baik dalam mengembangkan resolusi dari struktur mantel atas dengan judul presentasi “Full Waveform Inversion of East Asia Upper Mantle”. Kemudian dilanjutkan kembali oleh Dr. Mao Yuantong yang menjelaskan tentang bagaimana Receiver Function bisa memetakan struktur geometri Moho dan heterogenitas kecepatan antara kerak dan mantel  dengan judul presentasi “Reciever Function Analysis and their application”. Diakhiri oleh presentasi dari Dr. Mofei Du dengan judul “Uppermost mantle velocity and anisotropy structure beneath Northeast Asia from Pn tomography” 

Pada akhir sesi, peserta berkesempatan berdiskusi dan bertanya kepada narasumber. Diskusi berjalan aktif dengan partisipasi dari taruna/i serta dosen STMKG yang antusias bertukar pengetahuan dalam sesi tanya jawab. Melalui kolaborasi internasional ini, diharapkan kegiatan serupa dapat terus memperkuat kerja sama global dan memajukan ilmu pengetahuan serta teknologi di bidang MKGI. Kesempatan seperti ini juga membuka peluang bagi civitas STMKG untuk memperdalam wawasan dan keterampilan, sekaligus memperkuat jejaring internasional demi kemajuan penelitian dan mitigasi bencana di Indonesia.

Pewarta: Qisthi Murshida, Fachrur Surya Amanna, dan Martha Lisauli Rajagukguk
Editor : Aisyah Athiyyah Ashma dan Marzuki Sinambela

Acara dibuka dengan sambutan oleh Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang diwakili oleh Sekretaris Utama BMKG, Dwi Budi Sutrisno. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa generasi muda memiliki peran krusial dalam menggerakkan kampanye untuk menjaga kualitas udara dan memerangi dampak perubahan iklim. Beliau menggarisbawahi bahwa keterlibatan aktif kaum muda dalam aksi lingkungan dan kegiatan edukasi akan menjadikan mereka sebagai agen perubahan yang mendorong kesadaran publik. Selain itu, acara juga dibuka dengan sambutan oleh Direktur Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan Monitoring Pelaporan Verifikasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Hari Wibowo, serta Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Anas Ma’ruf. Sambutan kemudian ditutup oleh Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG, Marjuki, yang memberikan refleksi terhadap acara dengan menekankan bahwa diskusi dan kolaborasi ini harus diimplementasikan untuk menghasilkan kebijakan dalam penanganan perubahan iklim dan kualitas udara di Indonesia.

Dalam festival ini, BMKG mempertemukan para pemangku kepentingan dari berbagai sektor, mulai dari pemerintah, akademisi, hingga pihak swasta, untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kualitas udara yang bersih dan merangsang kolaborasi antar lembaga dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin nyata. Tak hanya itu, tujuan utama acara ini adalah untuk memperkenalkan produk-produk informasi kualitas udara yang telah dikembangkan BMKG, khususnya untuk daerah rawan kebakaran hutan, lahan, dan kawasan perkotaan. Di samping itu, acara ini juga bertujuan untuk mendorong kolaborasi antara BMKG dengan pihak-pihak terkait dalam pengembangan kebijakan dan pemantauan kualitas udara, serta memaparkan kegiatan masyarakat yang peduli terhadap kualitas udara melalui booth pameran, lomba poster, dan lomba foto.

Secara keseluruhan, acara berlangsung dengan lancar dan sukses, diwarnai dengan antusiasme tinggi dari para peserta. Kegiatan pameran dan diskusi yang interaktif ini memperlihatkan tingginya minat dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kualitas udara serta kolaborasi lintas sektor untuk melawan dampak perubahan iklim. Melalui kegiatan ini, BMKG berharap dapat mendorong aksi nyata dari seluruh pihak, termasuk sektor pendidikan dan riset, agar bersama-sama menghasilkan solusi yang berdampak luas dan jangka panjang dalam mengatasi krisis iklim dan menjaga lingkungan yang lebih sehat.

Pewarta: Muhammad Zaky Arkananta dan Daniar Ihza Carundyatama
Editor: Muhizzadin Abdul Adzan dan Marzuki Sinambela

Sesi pembukaan joint workshop diawali dengan sambutan dari Suko Prayitno Adi yang merupakan Plt. Ketua STMKG. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa terima kasihnya terhadap tamu undangan dari NMEFC yang telah bersedia untuk berkolaborasi dengan STMKG dalam penyelenggaraan acara ini. Beliau juga menyampaikan overview singkat mengenai STMKG dan relevansi dari kegiatan ini dengan rencana serta kualifikasi yang ingin dicapai STMKG kedepannya sebagai Center of Excellence di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Setelah sambutan berakhir, acara dilanjutkan dengan pengenalan pemateri utama pada workshop ini yaitu Dakui Wang, Zongchen Wang, Jianxi Dong, dan Yuanyong Gao. yang masing – masing merupakan ahli dari NMEFC dalam cabang ilmu kelautan yang berbeda.

Setelah pembukaan, acara kemudian memasuki sesi materi. Pada sesi materi kali ini, dipaparkan empat materi berbeda yang disajikan secara informatif oleh setiap pemateri. Materi pertama adalah overview singkat NMEFC yang disampaikan oleh Dakui Wang. Selanjutnya, Zongchen Wang memberikan materi prakiraan tsunami. Jianxi Dong kemudian membahas prakiraan storm surge. Terakhir, Yuanyong Gao memaparkan mengenai Finite Volume Wave Model (FVWAM). Sesi materi kemudian diikuti oleh sesi diskusi antara pemateri dan partisipan acara. Setelah sesi materi dan diskusi selesai, acara pun diakhiri dengan penyerahan sertifikat kepada tamu undangan dan pembicara workshop. Pada akhir acara, Fujiang Yu dalam wawancaranya selaku General Director of NMEFC menyampaikan pesan mengenai  langkah – langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan sistem prakiraan di bidang cuaca kelautan Indonesia.   Beliau menyampaikan bahwa langkah yang utama adalah dengan meningkatkan teknologi serta fasilitas dalam observasi dan prakiraan kondisi kelautan. Selain itu, beliau juga mengkonfirmasi bahwa kerjasama yang berkelanjutan antara NMEFC dengan STMKG dan BMKG di masa depan adalah hal yang memungkinkan. Harapannya kerjasama tersebut dapat menghasilkan dampak yang positif, terutama terhadap kehidupan masyarakat pesisir.

Secara keseluruhan pelaksanaan joint workshop telah berjalan secara tertib dan lancar. Dengan dilaksanakannya joint workshop ini, harapannya taruna/i beserta Tugas Belajar dan dosen STMKG dapat memperluas wawasan serta menambah pemahaman mereka tentang metode yang lebih efektif untuk prakiraan bencana kelautan. Peningkatan dalam pengetahuan dan penggunaan metode prakiraan bencana kelautan yang lebih efektif oleh taruna/i STMKG  serta  BMKG tentu akan memberikan hasil prakiraan  yang  lebih baik untuk pencegahan atau penanggulangan tsunami, storm surge, dan bencana kelautan lainnya. Hal ini akan membawa manfaat tidak hanya terhadap kinerja BMKG sebagai badan cuaca nasional tetapi juga kehidupan masyarakat pesisir yang sangat terpengaruh oleh cuaca laut.

Pewarta: Ni Made Orcidia Wulaning Sari dan Muhammad Aulia Zikri
Editor : Fachrur Surya Amanna dan Marzuki Sinambela

Acara diawali dengan sambutan oleh Suko Prayitno Adi selaku Plt. Ketua STMKG. Beliau menyatakan bahwa kerja sama ini sudah menjadi bagian dari tradisi panjang antara STMKG dengan TNI AU dan TNI AL. Beliau merasa bangga dapat melanjutkan kemitraan yang telah dibangun sejak lama ini. Selain itu, beliau juga menyoroti bahwa STMKG saat ini telah mengalami banyak perubahan dari masa ke masa, baik dalam hal fasilitas, kurikulum, maupun kualitas pendidikan. Beliau mengungkapkan bahwa pihaknya siap memberikan pendidikan yang berkualitas kepada personel TNI dengan kurikulum yang relevan dan modern. Beliau juga berharap agar untuk kedepannya semakin banyak kuota yang disediakan bagi personel TNI AU maupun TNI AL yang ingin menempuh pendidikan di STMKG. 

Tawaran tersebut disambut hangat oleh jajaran pejabat dari TNI AU maupun TNI AL. Mereka menyatakan apresiasi yang mendalam atas komitmen STMKG dalam menyelenggarakan pendidikan yang relevan dan berkualitas bagi personel militer. Kerja sama ini diharapkan dapat terus berlanjut dan berkembang untuk kedepannya sehingga mampu menghasilkan personel TNI yang terampil dalam memahami dinamika cuaca dan iklim. Sebagai tindak lanjut dari serah terima ini, terdapat 4 personel TNI AU dan satu personel TNI AL yang nantinya akan mengikuti serangkaian program pendidikan selama empat tahun di STMKG terhitung sejak tahun 2024. Program ini dirancang untuk membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan terkait prediksi cuaca, iklim, serta fenomena alam lainnya yang penting bagi operasi militer. 

Secara keseluruhan, acara serah terima ini berlangsung dengan lancar dan kondusif dari awal hingga berakhirnya acara. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk mempererat hubungan antara STMKG dan TNI, sekaligus menjadi langkah nyata dalam mewujudkan sumber daya manusia yang unggul dan siap menghadapi tantangan global di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Para taruna/i Tugas Belajar yang hadir pada kegiatan tersebut juga memberikan dukungan dan motivasi kepada personel TNI AU dan TNI AL yang akan menjadi bagian dari civitas academica STMKG. Dengan komitmen bersama ini, STMKG dan TNI berharap dapat memenuhi kebutuhan strategis negara, terutama dalam hal pengelolaan dan mitigasi cuaca ekstrem yang menyangkut tugas-tugas operasional TNI.

Pewarta: Muhammad Zaky Arkananta dan Muhammad Arya Bintang Pratama
Editor: Martha Lisauli Rajagukguk dan Marzuki Sinambela

Kegiatan ini dibuka dengan opening speech yang disampaikan oleh Plt. Ketua STMKG, Suko Prayitno Adi. Dalam sambutannya, Suko menyampaikan bahwa kuliah umum ini sangat penting karena dapat meningkatkan pengetahuan terutama tentang bahaya, risiko, serta ketahanan terhadap bencana alam gempa bumi dan tsunami di Indonesia. Suko juga menyampaikan harapannya agar kerja sama yang telah terjalin saat ini dapat terus terjalin ke depannya. Pada kegiatan ini diharapkan agar taruna/i STMKG dapat menyimak dan aktif bertanya untuk menggali ilmu lebih banyak selama kegiatan ini berlangsung karena narasumber yang dihadirkan merupakan penggiat di bidang Meteorologi, Klimatologi, Geofisika, dan Instrumentasi-MKG.

Kegiatan ini dilanjutkan dengan penyampaian materi dari Prof. Bruce D. Malamud mengenai Multi-Hazard Interrelationships and Dynamic Risk Scenarios. Dalam pemaparan ini ditekankan bahwa satu bencana alam yang terjadi dapat memicu bencana alam lainnya, contohnya adalah bencana gempa bumi yang dapat memicu bencana tanah longsor dan tsunami. Pendekatan multi-hazard perlu dipahami karena dapat digunakan untuk mempertimbangkan risiko dampak yang dapat ditimbulkan ketika bencana alam terjadi, khususnya di wilayah perkotaan atau padat penduduk. Metode ini juga dapat digunakan sebagai panduan untuk mempertimbangkan skenario perubahan kerentanan dan paparan (yang dinamis). Bencana alam yang saling berhubungan tidak selalu berasal dari disiplin ilmu yang sama. Oleh karena itu, perlu adanya komunikasi antar disiplin ilmu untuk saling berdiskusi dalam upaya meminimalisir dampak dari bencana alam yang berpotensi terjadi di Indonesia.

Secara keseluruhan, kuliah umum telah terlaksana dengan baik dan lancar tanpa adanya hambatan. Para audiens juga terlihat sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan peserta pada saat sesi diskusi dan tanya jawab. Pada sesi ini, banyak peserta yang mengajukan pertanyaan kritis untuk menambah wawasan mereka. Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan civitas academica STMKG mengenai hubungan multi-hazard dan skenario risiko dinamis. Selain itu, diharapkan pula kegiatan ini dapat memantik kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi potensi bencana alam yang dapat terjadi di Indonesia.

Pewarta: Aisyah Athiyyah Ashma dan Nanda Abdul Latif
Editor: Alrachmah Wahyuningsih Prasetya dan Marzuki Sinambela

Kegiatan diawali dengan sambutan dari Suko Prayitno Adi yang merupakan Plt. Ketua STMKG. Beliau mengungkapkan rasa terima kasih kepada Dr. Chung-han Chan yang bersedia hadir untuk menjadi pembicara pada kuliah umum hari ini dan juga kepada kepada seluruh taruna/i yang sudah bersedia hadir. Beliau berharap hal-hal yang akan disampaikan dan diterangkan dalam kuliah umum hari ini dapat menjadi pelajaran berharga untuk kita semua.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Dr. Chung-han Chan. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi antara sektor industri, pemerintah, dan akademik. Dr. Chan menyatakan bahwa hal utama yang perlu dipahami oleh audiens adalah “kolaborasi”. Dalam kuliah ini, ia menjelaskan betapa pentingnya kerja sama ini untuk menghadapi tantangan seismik guna meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi risiko gempa bumi di indonesia. Salah satu contoh Collaborative Effort yang telah sukses di Taiwan yaitu Central Weather Bureau (CWB), dalam tugasnya CWB telah menyediakan observasi dan penelitian dengan data yang akurat sejak tahap awal.  Dr. Chan berharap kolaborasi semacam ini tidak hanya diterapkan di Taiwan tetapi juga dapat menyebar ke wilayah lain, termasuk kolaborasi antara Indonesia dan Taiwan. Beliau berharap dengan diadakannya kuliah umum ini, para taruna/i mendapat wawasan baru dalam menghadapi bencana seismik.

Secara keseluruhan, kuliah umum Seismic Hazard Assessment: Briefing Industry, Government, and Academia – A Collaborative Path to Earthquake Resilience telah terlaksana dengan baik dan lancar tanpa ada halangan satu apapun. Tampak antusiasme para peserta terhadap pemaparan yang telah disampaikan oleh narasumber. Hal ini dapat dibuktikan dari banyaknya peserta yang mengajukan pertanyaan untuk memenuhi rasa ingin tahu mereka. Harapannya, pengadaan kegiatan kuliah umum ini dapat menjadi sebuah kesempatan yang bermakna bagi segenap civitas STMKG untuk meningkatkan pemahaman tentang bencana seismik kedepannya.

Pewarta : Prima Panggalo Allolinggi dan Dennis Bhadal Permana
Editor : Alrachmah Wahyuningsih Prasetya dan Marzuki Sinambela